MEDAN, KOMPAS.com – Warga Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang, kecewa atas penyerangan puluhan prajurit TNI yang mengakibatkan seorang warga tewas bernama Raden Barus (61) dan puluhan orang luka-luka.
Mereka pun sempat membawa jenazah Raden Barus menggunakan ambulans menuju markas prajurit yang menyerang, Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan pada Sabtu (9/11/2024).
Akan tetapi, sekitar beberapa ratus meter dari pintu gerbang masuk Armed, aksi sejumlah masyarakat ini justru dihadang oleh 2 truk dari Armed.
“Iya, (jenazah) diarahkan ke Armed,” kata Kepala Desa Selamat, Bahrun, kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Senin (11/11/2024).
“Karena rasa kecewa aja lah sama Armed itu. Awalnya diminta supaya dihidupkan, kan gak mungkin, itu kan alasannya. Tapi mereka minta hukum itu dijalankan,” sambungnya.
Bahrun menyampaikan, pihak Armed sempat melakukan mediasi dengan warga.
Hasilnya, proses hukum terkait terduga penyerang segera dijalankan dan masyarakat pulang dari lokasi.
Sebelumnya diberitakan, prajurit Armed 2/105 KS menyerang warga Desa Selamat pada Jumat (8/11/2024) malam.
Akibatnya, Raden tewas dianiaya dan puluhan warga terluka.
Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, mengatakan bahwa 33 prajurit Armed 2/105 KS diduga terlibat penyerangan terhadap warga Desa Selamat.
“Diduga oknum terkonfirmasi ada 33 orang,” kata Dody saat diwawancarai di Media Center Kodam I/BB, di Jalan Rotan, Kota Medan, Minggu.
Panglima Kodam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan pun telah menyampaikan permohonan maaf atas penyerangan yang dilakukan oleh anak buahnya.
“Dan sekali lagi, bersama keluarga besar Bukit Barisan, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Kalaupun saya harus menggantikan almarhum, saya siap melakukan itu sekarang. Saya ikhlas,” kata Hasan saat mengikuti acara adat pemakaman Raden Barus di jambur Desa Selamat, Minggu (10/11/2024). (Adm).